13 Mei 2014

Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 19 ( bagian 2 )

Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 19 ( bagian 2 )

Kemudian, ketika Joo-wal berjalan pulang, ia berbicara pada dirinya sendiri,  “aku tidak mengenali wajahmu, orang yang meninggal karena  menyelamatkanku... sedangkan aku pernah  menaruh pisau di dalam hatimu ... aku tidak bisa mengatakan apa-apalagi"
Joo-wal menemui Ibu Eun-oh  saat ia pulang, dan dia membantu ibu  untuk tidur. Dia bertanya apa yang terjadi pada  Mu-yeon, dan ibu berkata  Mu-yeon  lemah, sehingga dia bisa  mengontrol tubuh untuk sementara waktu.

Ibu  mengatakan kalau dia sangat menyesal, dia baru saja melepaskan semua dendamnya dan sekarang dia hanya menerima rasa sakit dalam hidupnya, dan dia ingin  hidup bahagia dengan anaknya. Dia meminta Joo-wal untuk memberitahu Eun-oh: "kalau aku  tidak pernah lupa wajah anakku. Katakan juga aku minta maaf,  aku tidak tahan saat dia sakit, aku  tidak pernah memberinya kehangatan seorang ibu ... Katakan semuanya padanya "

Joo-wal pergi untuk memberitahu Eun-oh kalau  ibunya telah terbangun dan  ia tidak punya banyak waktu. Eun-oh tentu saja langsung datang menemui ibunya. Ibu bangun dan memanggil Eun-oh, tapi dia masih tetap berdiri, dia menanyakan bagaimana dia bisa  percaya padanya, kalau dia benar-benar ibunya, bukan Mu-yeon.
Ibu  bilang itu salahnya, karena dia tidak seharusnya meninggalkan Eun-oh. Eun-oh mengatakan: "Kau bukan ibuku. Ibuku tidak pernah menatapku, bahkan ketika aku tertawa " 
Eun-oh  berbalik untuk pergi, tapi ibunya  mengatakan sambil menangis kalau  dia sangat menyesal atas semua hal mengerikan yang dia katakan,  Eun-oh berbalik melihat ibunya lagi.  Dia mengatakan kalau dia pernah memberikan pada ibunya sebuah tusuk konde.
Eun-oh lebih mendekati ibunya, dan dia  berlutut, "Ibu." Dia bertanya bagaimana dia bisa membuat keadaan jadi  begitu sulit baginya dan dia  mengatakan kalau semua ini sangat sulit. Ibu menggenggam tangan Eun-oh, dan mengatakan kalau  dia melakukan semua itu karena dia tidak ingin dia hidup sebagai budak.

Eun-oh  bertanya apa bedanya, budak atau bangsawan, karena yang  ia inginkan adalah untuk tinggal bersama ibunya. Ibunya  mengatakan kalau dia sekarang menyesal atas semua yang terjadi, karena membiarkan rasa balas dendamnya mengambil alih dirinya, "kau pasti kesepian! Kau pasti membenciku ? "

Eun-oh mengatakan kalau dia tidak membencinya, ia hanya merindukannya dan ingin selalu bersamanya. 
Ibuna meminta dia untuk janji-kalau  ketika Mu-yeon datang kembali, ia jangan  ragu untuk cepat menusuk jantungnya dengan  pisau. Ibunya  menangis dan mengatakan kalau  dia tidak hidup ataupun  mati, ia  terjebak, dan dia memohon pada Eun-oh  untuk mengakhiri penderitaannya, walaupun dia harus mati.  

Eun-oh  bersumpah untuk menyelamatkannya, dia ingin mengakhiri penderitaannya, tapi dia akhirnya tidak bisa menahan tangisnya. Ibunya  menepuk bahu Eun-oh  saat ia menangis, yang mungkin itu adalah yang  pertama dan terakhir kalinya Eun-oh merasakan kehangatan dari ibunya.
Eun-oh pergi tapi sebelumnya dia berterima kasih pada Joo-wal, karena sudah menjaga ibunya. Joo-wal memanggilnya dan mengatakan  padanya: "Jangan menyerah pada [Arang] " Eun-oh berbalik, dan melihat ke arah Joo-wal. 
Eun-oh  hendak pergi, dan Joo-wal berubah ekspresi, dan berkata: "Bagaimana mungkin kau  memiliki semuanya  yang pernah aku  inginkan?" Eun-oh tidak menjawab dan dia hanya berjalan pergi.

Pelayan Joo-wal mengatakan ia berencana untuk meninggalkan Miryang, dan dia bertanya apakah Joo-wal akan tetap di sisi shaman. Joo-wal mendesah, dan mengatakan dia akan tetap disini karena dia tidak punya tempat lain untuk pergi. 

Joo-wal  mengatakan ketika ia masih kecil  dan dia  kelaparan, dulu dia merasa itu lebih menyakitkan daripada kematian, tapi sekarang, dia menyadari kalau  dia yang dulu itu  lebih baik. pelayannya  mengatakan kalau ada kesamaan  atau hubungan antara Joo-wal dan Ibu Eun-oh, dan dia menambahkan kalau  ia akan tetap di sisi tuan muda sampai ini berakhir.

 Eun-oh masuk ke kamarnya, dia menangis saat ia akhirnya bertanya dengan lantang, "Apakah benar-benar ada cara untuk menyelamatkanmu?" Dia meminta gurunya untuk membantunya.
Tiba-tiba, Eun-oh membuka matanya dan dia sudah berada di ruang yang berbeda. Apa? Dia bangkit, dan kemudian ada dua anak kecil lari ke ruangan berteriak, "Ayah!" 
Arang datang ke meja juga dan semua orang berkumpul, Eun-oh menatap mereka, dan dia tidak mengerti apa yang terjadi. Dia lalu bertanya apa yang  Arang lakukan, dan dengan santai Arang menjawab seperti biasanya. (hmmmmm,,, apakah ini masa depan Eun-oh dan Arang......??? masih dalam tanda tanya besar....)


Kalau iya, bagaimana dengan ibunya, apakah dia masih hidup? Eun-oh pergi ke  kota dan dia pergi ke kantor hakim, di mana yang menjadi Hakim sekarang adalah Dol-swe, saat melihat Eun-oh, dia lansung menyapanya dengan senang hati. Ibu dan Bang-wol keluar dan mereka juga tersenyum pada nya, (waaaah ternyata ibunya Eun-oh masih hidup) dan begitu juga ketiga Bangs, mereka juga masih ada.
Saat melihat ibunya, Eun-oh langsung mendekatinya dan memeluknya erat, dia berharap semua ini memang nyata.  Dia memeluk ibunya, dan kemudian memberitahu dia untuk mendengarkan kata-kata gurunya. 
Namun, tiba-tiba ibunya  berubah menjadi Kaisar Langit. Eun-oh terkejut, dan langsung melepaskan pelukan, dia bertanya “siapa kau?”. Kaisar langit memperkenalkan dirinya sebagai gurunya, dan Eun-oh bertanya apakah benar-benar ada cara untuk Ibuku  keluar dari pengaruh Mu-yeon dalam keadaan hidup?.

Kaisar memberitahu dia untuk berpikir keras dan mengingat apa yang dia berikan kepadanya dan apa yang dia katakan, "Meskipun kau  mungkin tidak dapat menyelamatkan ibumu  untuk tetap hidupp, tapi kau sudah  menyelamatkannya. Pikirkan dengan hati-hati  tentang apa yang dia benar-benar ingin. "

Setelah berkata itu, kaisar langit menghilang, dan Eun-oh bangun kembali di kamarnya.

Joo-wal terus mengawasi Ibu Eun-oh, saat ia membuka matanya ... ternyata  Mu-yeon kembali memegang kendali.
Eun-oh mengatakan pada Arang apa yang Kaisar Langit katakan  kepadanya-kalau  ibunya tidak akan bertahan hidup, tapi ia bisa menyelamatkan jiwanya. Dia mengatakan walau dia hanya membuat  jiwanya bebas, itu sudah cukup dan itu  yang terbaik yang dia bisa lakukan untuk ibunya sekarang.

Arang  bertanya bagaimana caranya dan Eun-oh  mengingatkan Arang  tentang apa yang mereka pelajari-pertama-tama dia akan memberikan jiwa yang paling diinginkan, dan jiwa kedua akan dipaksa keluar, setelah itu dia mengangkat tusuk konde. Arang membaca ukiran: “hati Ibu”

Eun-oh memberitahu Mu-young  kalau  ia akan bermain dengan cara yang pernah mereka bicarakan, tapi dia meminta untuk memastikan kalau  setelah adiknya keluar dari tubuh ibu, ia akan mengurusnya  tanpa kesalahan. Mu-young  meyakinkannya kalau  ia akan melakukannya dengan baik. 
Joo-wal datang untuk memperingatkan Eun-oh kalau  Mu-yeon kembali memegang kendali tubuh ibunya.
Eun-oh memutuskan kalau  ia harus menyelesaikan masalah Tuan  Choi sebelum dia berurusan dengan ibunya, dan  Tuan Choi  dibawa  ke Hanyang untuk mendapatkan hukuman nya. 
Bahkan dalam posisi diikat, Tuhan Choi masih bersikap  sombong seperti biasa, dan menyalahkan anak buahnya karena tidak menjaga dirinya dengan  baik. 
Anak-anak kecil melemparkan batu pada Tuan Choi, dan mereka mainan keranjang sehingga membuatnya  berantakan. Tuhan Choi marah, tapi anak buahnya  yang melihat kesempatan itu, dia  langsung meraih pedang penjaga.
Dia mengangkat perdang itu dan mengarahkannya pada Tuan Choi, sehingga Tuan Choi mati tepat dikakinya. Joo-wal melihat semua itu dari kejauhan, dia merasa  sedih melihat iitu, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Eun-oh mempersiapkan diri, dia juga membawa  jepit rambut. Arang datang dengan khawatir, dan Eun-oh  berjanji untuk melakukannya seperti rencana. Dia juga tersenyum dan berjanji untuk tidak kehilangan sehelai rambut di kepalanya, dan dia memeluk Arang sebelum berjalan keluar.
Eun-oh bertemu dengan  Mu-young  di luar rumah Joo-wal, dan mereka pergi bersama-sama. Dengan inderanya, Mu-yeon dapat merasakan kedatangan mereka dan ketika Eun-oh bersiap dengan tusuk kondenya, Shaman Mu-yeon  melemparkan dia dengan kabut setan hitamnya.

Dia melakukan hal yang sama pada Mu-young. Tiba-tiba, Arang datang. (ooooooooh... no..... Arang kenapa harus dataaaaang siiiih.... bahayaaaaa....)
Mu-young berusaha mengalahkan Mu-yeon dengan pisaunya namun tidak berhasil, kemudian Eun-oh berada  dengan Mu-yeon, diapun langsung menancapkan tusuk konde itu tepat di hatinya. 
Mu-yeon  bertanya apakah dia benar-benar akan  membunuh ibunya, dan dengan air mata mengalir di wajahnya, Eun-oh mengatakan kalau  dia ingin menyelamatkannya. Eun-oh berhasil menancapkan tusuk konde itu di hatinya. 
Mu-yeon  terengah-engah dan akhirnya  Mu-yeon terpaksa  keluar dari tubuh Ibu Eun-oh. Tapi ibu jatuh ke tanah karena Mu-yeon keluar dan dia yang sekarang merasakan akibat tusukan tusuk konde itu.

Eun-oh bergegas ke sisi Ibunya, dan Mu-yeon yang sudah keluar berjalan ... melewati Mu-young ...
Tentu saja dia menuju Arang.
Arang melihat Mu-yeon datang padanya, dan Arang hanya bisa berteriak, "tidaaaaaaaaaak!"

Bersambung



source : http://www.dramaku.com/2012/10/sinopsis-arang-and-magistrate-episode_425.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar