Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 20 ( Bagian 1 )
Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 20
Mu-yeon keluar dari tubuh ibu Eun-oh dan langsung berlari menuju Arang.
Melihat Mu-yeon mengarah padanya, Arang menjerit,
“TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!
Karena Arang menolak, Mu-yeon pun tidak bisa memasuki tubuh Arang,
seperti yang sudah Mu-yeon katakan, kalau dia tidak akan bisa masuk ke
dalam tubuh Arang kalau Arang tidak mengizinkannya.
Mu-young langsung menangkap Mu-yeon, Mu-yeon langsung berjuang untuk
membebaskan diri dan memohon Mu-young untuk membantunya. Mu-young
mengatakan dengan ekspresi sedih, "Aku minta maaf telah meninggalkan kau
sehingga menderita begitu lama."
Mu-yeon menggeleng panik, terutama karena ia menambahkan, "Mari kita pergi bersama-sama."
Mu-young menarik Mu-yeon dan berkata, "Mari kita memutuskan hubungan
kita sekarang." Mu-young lalu menusuk punggung Mu-yeon dengan belati
dari kaisar langit, dan tubuhnya pun langsung lenyap menjadi asap.
Setelah Mu-yeon menghilang, Mu-young menusukkan belati itu ke perutnya sendiri, dan diapun hilang.
Arang teringat percakapan ketika dia bertanya apa alat yang bisa membuat
dia mati. Mu-young menjawab, "Kami tidak mati. Kami hanya menghilang. "
Kemudian Mu-young berubah menjadi asap juga.
Joo-wal datang untuk menyaksikan apa yang kejadian. Eun-oh terisak-isak
memegang tubuh lemas ibunya, dan tusuk konde sudah hilang dari dada
ibunya.
Ibunya belum mati, dan Eun-soo menggendong ibunya dan memohon ibunya
untuk bertahan sedikit lebih lama. Dengan suara lemah, ibunya meminta
untuk diturunkan. Eun-oh menangis, "Maafkan aku."
Tapi ibunya terlihat lebih damai dan mengatakan kepadanya, "Terima kasih."
Ibu melihat ke Arang dan memberinya sebuah anggukan (seperti tanda kalau
ibu Eun-oh merestui Arang bersama Eun-oh). Setelah itu, Ibu menutup
matanya dan meninggal.
Joo-wal berjalan pulang dengan kaku, dan mengatakan, "Dia sudah mati. Apa yang harus aku lakukan sekarang”
Sebuah ingatan kembali mengingatakan Joo-wal: Dia melihat dirinya
membawa tubuh Seo-rim yang sudah mati dan melemparnya dari tebing. Ini
kenyataan yang cukup mengerikan, dan menghancurkan hati Joo-wal lagi.
Dia gemetar dan berkata, "Sampai seperti itu, aku melempar tubuhmu, tapi aku tidak tahu apa-apa, katakan padaku, apakah aku masih patut di maafkan, tapi aku benar-benar tidak tahu. Berapa banyak lebih kenangan yang akan kembali padaku? Aku takut. Bagaimana aku hidup? "
Dia gemetar dan berkata, "Sampai seperti itu, aku melempar tubuhmu, tapi aku tidak tahu apa-apa, katakan padaku, apakah aku masih patut di maafkan, tapi aku benar-benar tidak tahu. Berapa banyak lebih kenangan yang akan kembali padaku? Aku takut. Bagaimana aku hidup? "
(kasian Joo-wal..... untuk sekarang, dia yang aku rasa paling menderita,
setelah dia mendapatkan kembali ingatan2 semuanya, tentang apa yang dia
sudah lakukan)
Di surga, Raja neraka dan Kaisar Langit melihat semuanya, akhirnya
Mu-young menyelamatkan Mu-yeon setelah semua yang terjadi. Kaisar
langiit mengatakan kalau Mu-young masih memiliki perasaan dengan
Mu-yeon, sehingga dia memilih untuk menyelamatkan Mu-yeon.
Kaisar Langit menambahkan, "Mu-yeon mungkin memiliki masuk neraka. kau
ingat? Dia pernah mengatakan kalau dia bosan berada di surga, di mana
dia tidak diizinkan untuk memiliki rasa menginginkan. Jadi dia mungkin
lebih suka untuk bertahan di neraka, merasakan rasa sakit dan terus
berpegang teguh pada perasaannya "
Raja Neraka merenung, "Lalu meniadakan keberadaannya mungkin hukuman paling kejam."
Kaisar Langit mengatakan kalau setidaknya manusia pasti juga akan
mati, Raja Neraka tertawa dan mengatakan kalau taruhan mereka belum
berakhir. Karena Arang belum bisa memecahkan masalah ini.
Eun-oh dan Arang memberikan penghormatan ke makam Ibunya. Arang merasa
kalau jawaban atas kematiannya bukanlah ibu Eun-oh. Namun, ia berkata
dalam hati kalau semuanya akan baik-baik saja, di neraka dia akan
mencari tahu jawabannya. Arang: "karena itu aku harus pergi ke neraka
untuk mengingatnya."
Eun-oh mengatakan kalau Mu-young pernah mengatakan cara untuk menemukan jawaban itu.
Mu-young memerintahkan dia untuk melihat di buku catatan hidup dan
mati, disana tertulis semuanya siapa yang sebenarnya membunuh Seo-rim.
Untuk catatan orang-orang yang masih hidup ini berada di surga, namun
catatan untuk yang sudah mati disimpan di perpustakaan di hutan
afterworld.
Arang tidak dapat melakukan perjalanan jalan ke Dunia Lain sampai atah
waktunya sebagai manusia habis. Jadi, Eun-oh memutuskan, "Aku akan
pergi”.
Arang terkejut dengan apa yang dikatakan Eun-oh. Bukannya Eun-oh harus mati terlebih dulu untuk bisa melakukan itu.
Eun-oh mengatakan kalau Mu-young mengatakan kepadanya cara untuk pergi
tanpa harus mati terlebih dulu, tapi Arang tetap tidak setuju dan
menyuruh Eun-oh untuk melupakannya, “Aku tidak ingin ke surga, Aku tidak
ingin pergi”.
Eun-oh yang terkejut dengan perkataan Arang.
Arang pergi meninggalkan Eun-oh, dia berkata pada dirinya sendiri
"Bahkan walaupun aku harus pergi ke neraka, aku ingin tetap
mengingatnya” (Arang ingin tetap mengingat Eun-oh, dia tidak ingin
melupakannya)
Eun-oh bertanya pada Bang-wol apakah ada cara untuk menarik jiwa dari
tubuhnya, sehingga dapat pergi ke hutan Afterlife. Bang-wol mengatakan
ada, tapi ada masalahnya, karena ia tidak tahu jalan. The reaper adalah
pembimbing jiwa-jiwa di sana, dan Bang-wol kehilangan kontak dengannya.
Bang-wol mengatakan pada Eun-oh untuk meminta Arang menemaninya karena
Arang pernah pergi ketempat itu sebelumnya, tapi Eun-oh mengatakan
kalau Arang tidak bisa kesana. Jadi Bang-wol menawarkan sebuah teori
kalau ia mungkin bisa membawa kesadaran Arang untuk membimbing rohnya.
Eun-oh mencoba membujuk Arang untuk membantu rencana, karena merek tidak
bisa hanya duduk diam menunggu dan berharap agar dia tidak akan
melupakannya, "Kau orang yang bisa pergi ke surga dan akan menemukan
cara untuk mengingat semuanya”
Eun-oh terus membujuk, "Pikirkan lagi dengan hati-hati, alasan kau
datang ke sini." Eun-oh meminta Arang untuk pergi bersamanya dan
memenangkan masa depannya di surga, selain itu mereka dapat mengetahui
apa yang terjadi ketika mereka sampai di sana.
Arang teringat pada hari dimana dia bertanya tentang tubuh Seo-rim yang
baru ditemukan, kenapa sepertinya Seo-rim terlihat baru saja meninggal
dan seperti korban dianiaya. Saat itu, dia bersumpah untuk mencari tahu
siapa yang melakukan ini padanya.
Sementara itu, Eun-oh sedang mendengarkan curhatan para hantu,
hahahha... karena keahliannya melihat hantu, Eun-oh jadi hakim dua alam.
Hantu No 1 meninggalkan seorang istri yang sedang hamil, dan dia belum
memberikan nama untuk anaknya. Dia meminta Eun-oh untuk membiarkan dia
memberikan nama pada anaknya.
Hantu No 2 tenggelam, dan mayatnya tidak pernah ditemukan.
Ghost No 3 khawatir pada ibunya, yang masih menunggu kedatangannya, ia
mati karena diserang oleh harimau saat mengambil kesemek untuk ibunya.
Eun-oh mendengarkan keluhan ini dengan simpati, tiba-tiba hantu No 4
yang meledak, "Tolong menikahlah denganku”. Hadeuuuuuuuh... ada-ada aja
ne hantu.
Satu demi satu masalah hantu Eun-oh selesaikan. Dia memberikan nama pada
anak hantu pertama, hantu kedua dibuatkan batu nisan dengan naman, dia
memberikan pada ibu hantu no 3 buah kesemek dan mengatakan kondisi
anaknya yang sebenarnya, dan hantu Sarjana ... dinikahkan dengan hantu lain, itu semua lucu, dan aneh.
Eun-oh berhasil menyelesaikan semua masalah keempat hantu itu dan para hantu itupun sangat berterima kasih pada Eun-oh.
Eun-oh berhasil menyelesaikan semua masalah keempat hantu itu dan para hantu itupun sangat berterima kasih pada Eun-oh.
Eun-oh berpikir untuk dirinya sendiri, "aku sudah melakukan semua yang
aku bisa di tempat ini” (ya, Miryang aman setelah Eun-oh menjadi
hakimnya)
Eun-oh dan Arang berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai, Arang mengatakan dengan sedih kalau nanati setelah dia pergi......
Belum sempat Arang menyelesaikan kalimatnya, Eun-oh menjawab, "aku
benci mendengar perkataan waktu yang akan datang. Karena masa-masa
sulit selalu lewat begitu lambat. Tapi waktu aku bersamamu sekarang,
waktu terasa cepat berlalu, dan aku membencinya. "
Arang berkata, "Dimana waktu bunga mekar, bunga akan mekar lagi. Dimana
angin bertiup, angin yang berbeda akan meniup lagi. Tapi aku akan
berpegang perasaan ini selamanya. Meskipun aku pergi ke surga, aku akan
melupakanmu, dan jika aku pergi ke neraka, kau akan melupakan ku. Di
manapun kita berada, kita tidak akan mengenal satu sama lain. "
Eun-oh berkata, "Dengan hati ini, aku akan menemukanmu. Jika seorang
pria melewatimu dan berhenti, dan hatimu mengakui kalauu itu aku"
Eun-so mengatakan dengan lantang,"Arang, aku mencintaimu. " Mereka lalu berciuman.
Dalam gelap, Joo-wal sedang bersiap-siap, kemudian ia meniup lilin nya.
Dia keluar dari rumahnya tanpa melihat kesekeliling, dia terus berjalan.
Pelayannya yang hendak pergi juga, melihat Joo-wal, dia tahu apa yang
dirasakan Joo-wal, sambil melihat Joo-wal yang terus berjalan dia
berkata dari jauh "Tuan muda, jaga diri anda"
Joo-wal pergi ke hutan, dan dia mengatakan pada dirinya sendiri, "ini
adalah hari gelap bahkan ketika aku membuka mata. Waktu berhenti
meskipun aku tinggal. Langkah-langkah pengecut yang aku ambil dengan
hati takut, sekarang aku akan mengakhirinya. Aku sudah menggunakan
belati membunuh orang, aku tidak bisa dimaafkan. " Joo-wal tiba di
tebing dari mana ia melemparkan tubuh Seo-rim.
Dia berdiri di sana untuk waktu yang lama, dia memikirkan Arang, Seo-rim.Dia teringat semua kenangannya bersama Arang. Joo-wal: "Jika kita bertemu lagi, jika aku hidup lagi, aku hanya akan berada di belakangmu. Dari kejauhan, sebagai bayangan hitam, yang hanya melihat dan menyakiti diri sendiri. Aku tidak akan berani ... untuk mencintaimu. "
Dia berdiri di sana untuk waktu yang lama, dia memikirkan Arang, Seo-rim.Dia teringat semua kenangannya bersama Arang. Joo-wal: "Jika kita bertemu lagi, jika aku hidup lagi, aku hanya akan berada di belakangmu. Dari kejauhan, sebagai bayangan hitam, yang hanya melihat dan menyakiti diri sendiri. Aku tidak akan berani ... untuk mencintaimu. "
Keesokan harinya, Eun-oh berbicara dengan Dol-swe dan Bangs, dia
berterima kasih kepada mereka karena sudah selalu bersama dengan dia
dan meminta mereka untuk menjaga diri mereka di masa depan. Mereka
bertanya mengapa Eun-oh berbicara seperti orang hendak pergi, dan dia
menjawab kalau ia harus pergi setelah melakukan semua yang dia bisa
lakukan di sini.
Tindakan terakhirnya sebagai hakim adalah mengirim pemberitahuan di kota
yang menyatakan kalau ada perintah kerajaan untuk tidak memandang
status seseorang untuk orang yang melayani pemerintah. Mereka yang
melayani warga dengan baik akan dipromosikan. Dia memberikan pada warga
sebuah kekuasaan untuk memilih hakim mereka sendiri.
Dol-swe bersama Bang-wol melalui desa, Dol-swe mendesak Bang-wol untuk
berjalan di sampingnya bukan berjalan dibelakangnya. Dol-sew meraih
tangannya, yang langsung memberinya serangan jantung, tapi dia tidak
peduli jika orang-orang melihat mereka.
Bang-wol mengatakan dengan malu-malu kalau itu menakjubkan, berjalan
seribu kali pun sekarang terlihat berbeda karena mereka berjalan
bersama-sama. Dol-swe membawanya ke seorang seniman jalanan untuk
membuat gambar mereka.
Kemudian Dol-swe menariknya ke meja perhiasan dan bertanya apa yang dia
suka. Bang-wol bilang dia tidak suka perhiasan, tetapi Dol-swe
memberikannya cincin giok. Cincin giok menandakan kalau Dol-swe ingin
menikah dengan Bang-wol.
Malam itu mereka melihat gambar mereka, dan bertanya-tanya apakah itu
benar-benar gambar mereka. Bang-wol mengatakan kalau Dol-swe terlihat
macho digambar, sementara Dol-swe mengatakan, "kau seperti bulan"
Dol-swe memberikan Bang-wol cincin giok dan meletakkannya di jarinya.
Bang-wol melihat pada jarinya, dan Dol-swe memegang tangannya dan
mengatakan, "Sampai sekarang, aku berpikir menjadi seorang pria itu
harus menjadi kuat. Tapi aku tidak begitu.aku hanya seorang pria biasa
yang menggunakan kekuatannya untuk seorang wanita, tapi pria sejati
menggunakan hatinya untuk seorang wanita. Maukah kau menerima hatiku? "
Bang-wol pun mengatakan kalau mulai selarang Dol-swe tidak bisa mengambil hatinya lagi, dan mereka berpelukan.
source : http://www.dramaku.com/2012/10/sinopsis-arang-and-magistrate-episode_22.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar